Pesta DEMOKRASI akan segera di mulai di Negeri tercinta Indonesia, Sudah saat nya masyarakat memahami siapa yang akan menjadi wakil rakyat untuk menyampaikan suaranya,hajatnya dan aspirasi buat masyarakat.
untuk itu kita harus MELEK, dalam hal memahami orang yang mumpuni menjadi wakil kita di GEDUNG DPR, bukan hanya sekedar Popularitas saja atau pun MODAL DUIT ,"yg KAYA yg KUAT menang.
karena ini menyangkut NASIB masyarakat selama 5.tahun kedepan nya.
kalau CALEG menggunakan Uang sebagai Mani POLITIK, itu artinya dia telah membeli kepercayaan/amanah kita dengan uang nya
jika kepercayaan kita sebagai masyarakat sudah di BELI,tentu kita tidak lagi mendapatkan HAK yang seharus nya kita dapatkan.
Mari Kita SADAR dan MELEK
berikut admin berikan gambaran dalam membaca dan memahami karakter CALEG
Rekam Jejak
Pemilu menjadi momenteum bagi masyarakat untuk menentukan
wakil rakyat yang dipercaya. Masyarakat diminta untuk cermat mengenali calon
pemimpin selama masa sosialiasi dan kampanye.
Rekam jejak caleg akan menjadi bahan pertimbangan bagi
masyarakat yang sebagai penentu sosok tepat untuk mengemban mandat rakyat.
Proses selektif dari pemilih seharusnya dilakukan pula oleh partai politik
dalam mengajukan caleg.
Di tengah banyaknya caleg, pemilih
harus benar-benar selektif, baik terhadap calon presiden dan wakil presiden
maupun caleg di tingkat DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, maupun DPD.
Sehingga, proses demokrasi berjalan dengan baik dan masyarakat mampu menjadi
pemilih yang baik.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi
(Perludem), Titi Anggraini, pemilih perlu mencermati caleg agar Parlemen diisi
oleh para wakil rakyat yang memang diharapkan.
Pemilih juga perlu mengenali caleg sesuai aspirasi politik pribadi. Memang
tidak mudah untuk mengenali caleg satu per satu. Tapi, pemilih bisa mengenali
caleg yang dirasa dengan sejalan dengan aspirasi politik pemilih secara
pribadi.
Setelah mengetahui aspirasi politik pribadi, pemilih dapat
mencermati program dan gagasan yang ditawarkan oleh caleg. Langkah tersebut
harus diimbangi dengan pengamatan rekam jejak calon. Jangan sampai, program
yang ditawarkan hanya berupa janji tanpa adanya realisasi.
Selain itu, pemilih harus cermat terhadap kasus hukum yang
kemungkinan ada pada rekam jejak caleg. Pastikan caleg yang akan dipilih adalah
sosok dengan rekam jejak baik, peduli isu lingkungan hidup, bersih dari kasus
korups dan masalah hukum lainnya.
Mencari rekam jejak caleg di era digital seperti saat ini tidak sulit. Pemilih
bisa dengan mudah mencari tahu riwayat hidup calon wakil rakyat melalui media
daring atau mencermati pernyataan-pernyataan caleg di sejumlah pemberitaan.
Untuk memudahkan pemilih mengakses informasi tentang peserta pemilu, maka para
caleg harus menyediakan informasi yang lengkap dan mudah.
Pemerintah juga secara netral bisa menyediakan fasilitas untuk mendukung
penyelenggara pemilu memberikan informasi tentang profil peserta pemilu secara
adil dan setara untuk diakses dengan mudah oleh pemilih.
Pendidikan
Politik
Pendidikan politik berkaitan dengan sosialisasi politik yang
menjadi rangkaian atau proses saat seseorang memperoleh sikap orientasi
terahdap fenomena politik yang berlaku.
Sudah seharusnya partai politik berperan sebagai sarana
sosialisasi politik yang akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan politik
warga negara. Sosialisasi politik dilakukan partai politik, caleg, dan
eksekutif, termasuk penyelenggara Pemilu, yakni KPU dan Bawaslu.
Pendidikan politik ini akan memengaruhi partisipasi politik warga
negara. Faktor-faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik
seseorang ialah kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah (sistem
politik).
Kesadaran politik merupakan kesadaran akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara. Kemudian, kepercayaan kepada pemerintah ialah penilaian
seseorang terhadap pemerintah yang menilai pemerintah bisa dipercaya dan dapat
dipengaruhi atau tidak.
Dengan pendidikan politik masyarakat dimungkinkan untuk memiliki
kebudayaan politik yang ideal, yakni kesadaran untuk mendukung sistem politik
dan sekaligus mampu memberikan kritik dan koreksi.
Untuk mengedukasi masyarakat sebagai pemilih, para elite dan aktor
politik punya tanggung jawab moral dalam melakukan pendidikan politik selama
masa sosialisasi dan kampanye.
Mereka punya tanggung jawab untuk menjaga agar ruang publik kita hadir dengan
diskursus politik yang mendidik. Bukan sekadar mencari publisitas yang
melahirkan kontroversi dan menjatuhkan di antara para lawan politik.
Masyarakat harus mendapat penjabaran dari para elite dan aktor
politik mengenai calon anggota legislatif. Sehingga, publik mendapat alasan
kuat kenapa harus memilih calon yang ditawarkan tersebut.
Apalagi Pemilu 2024 diprediksi bakal didominasi generasi milenial dan generasi Z yang menjadi ceruk suara potensial untuk diraih. Karenanya, upaya memanfaatkan media sosial menjadi salah satu pilihan yang diambil, selain melalui cara kerja politik konvensional dan konsolidasi di tingkat partai.
Proses pendidikan politik tersebut diharapkan dapat menjadi sarana
bagi terwujudnya masyarakat yang memiliki pengetahuan mengenai persoalan
politik serta memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara.
Pendidikan politik diperlukan bukan saja bagi para pemilih yang
kurang atau belum memiliki pemahaman tentang persoalan politik, melainkan juga
bagi pengurus parpol agar memiliki pengetahuan tentang persoalan politik yang
mewadahi. Hal ini menjadikan pentingnya pendidikan politik bagi rakyat. Semoga
kita tidak salah memilih para wakil rakyat di Pemilu 2024. Salam amanah.
Wes gk zaman nya
BalasHapus